Ticker

6/recent/ticker-posts

Ketahui yuk! Perbedaan Alpha dan Beta dalam suatu aplikasi

 


Sebelum suatu aplikasi diluncurkan, tentunya perlu melewati banyak pengujian dan test. Hal tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa keseluruhan sistem sudah aman untuk diuji coba.

Ngomongin tahap pengujian pasti tidak jauh dengan kata alpha dan beta. Yap! Keduanya merupakan tahap pengujian umum yang biasa dilakukan sebelum suatu aplikasi diluncurkan.

Tetapi, apa sih yang membedakan antara versi alpha dengan beta?

Pengujian Alpha

Tahap pengujian Alpha bisa disebut dengan ujian penerimaan. Tahap ini dibutuhkan untuk mencari semua permasalahan dan bug sebelum perilisan. Pengujian ini biasa dilakukan secara internal. Dan diuji oleh developer dengan mengikuti empati konsumen. Tujuan utamanya yaitu untuk mengidentifikasi tugas-tugas yang biasa dilakukan oleh pengguna dan mengujinya.

Pada intinya, pengujian Alpha disebut pengujian pertama sebelum masuk ke tahap pengujian beta. Pengujian Alpha difokuskan untuk merealisasikan pengguna nyata menggunakan pengujian whitebox dan blackbox. 

Whitebox

pengujian yang dilakukan untuk detail pengecekan kode program. tester akan mengecek kode program sampai menemukan masalah pada bug. 

Blackbox

pengujian pada detail UI/UX aplikasi dan perencanaan penambahan fitur baru. pengujian blackbox tidak perlu mengecek kode program lagi.

Pengujian Beta

Setelah melewati pengujian tahap Alpha, pengujian tahap Beta dimulai. Pengujian ini sudah dapat diuji langsung atau digunakan oleh pengguna. Pengujian tahap beta juga sudah bisa dilakukan secara eksternal. Yang membedakan Beta dengan Alpha yaitu bukan hanya sekedar mencari masalah atau bug, akan tetapi Beta mengidentifikasi masalah yang tidak terkontrol. Oleh sebab itu Beta membutuhkan pengguna nyata untuk mengujinya sebagai tester.

Macam-macam tipe pengujian beta:

1.      Closed beta testing

Pengujian ini hanya memilih pengguna yang sudah ditetapkan perusahaan. Pengujian ini dibatasi berdasarkan kriteria ada.

2.      Open beta testing

Tentu saja pengujian ini bersifat terbuka. Berbeda dengan closed beta testing, pengujian ini tidak dapat membatasi tester yang akan terlibat didalamnya. Open beta testing biasanya dilakukan sebagai lanjutan dari closed beta testing. Pengujian ini hanya dapat digunakan untuk pengumpulan data yang bersifat kuantitatif. Pada pengujian open beta testing mulai dapat memberikan informasi apakah sistem sudah bisa digunakan dalam skala besar.

3.      Technical beta testing

Pengujian ini harus dilakukan oleh pengguna yang sudah paham mengenai teknologi. Technical beta testing bertujuan untuk mencari masalah kompleks yang ada pada sistem dan menyampaikan laporan kepada pengembang.

4.      Focused beta testing

Tester dilakukan untuk mengetahui feedback dari pengguna mengenai update fitur. Hasil yang didapat akan digunakan sebagai inspirasi fitur produk.

5.      Marketing beta testing

Pengujian tahap marketing hanya dilakukan untuk menarik perhatian pengguna. Pengujian ini juga dilakukan menganalisa media marketing yang digunakan.

Perbedaan Alpha dan Beta Testing



 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar