Ticker

6/recent/ticker-posts

Ini dia Filosofi dan Fakta unik dari Monas yang harus kalian tau!!!

 


Sumber : tirto.id

Hello sobat pintar - gimana kabar kalian ? semoga di hari jumat yang berkah ini kalian semua dalam keadaan sehat agar bisa standby untuk baca baca artikel di Jagad Media. Karna sayang banget kalau kalian ketinggalan artikel terbaru dari kami yang selalu Infromatif, fresh, dan juga bisa menjadi tambahan pengetahuan untuk kalian.

Sesuai dengan gambar di atas kali ini mas Hen mau ngebahas tentang arsitektur dan juga fakta - fakta dari salah satu landmark yang di miliki negara kita ni yaitu Monas. Jadi tunggu apa lagi yuk kita masuk ke pembahasannya.

Filosofi Linga dan Yoni

Saat pembangunaan Monas presiden Soerkarno mengiginkan Monas sebagai bangunan modern yang memiliki unsur kebudayaan Indonesia, sehingga disisipkanlah filosofi Linga dan Yoni yang biasanya ada di candi Hindu - Budha.

Tugu menjulang tinggi mengambarkan Linga yang merupakan simbol kejantanaan seorang pria, dan pelataran cawan mengambarakan Yoni sebagai simbol perempuan dan kesuburan.

Yuke Ardhiati seorang arsitek, akademisi, dan juga penulis buku 'Bung Karno Sang Arsitek' mengatakan Soekarno mencetuskan ide Linga Yoni untuk Monas setelah melihat artefak di candi Sukuh, Karanganyar, Jawa Tengah.

Fakta unik dan menarik Monas

1. Sayembara Panjang untuk Menemukan Desain Monas

Untuk bisa menemukan arsitek yang pas, untuk merancang Tugu Monas. presiden Soekarno sampai harus membuka sayembara.

Sayembara dimulai pada 17 Februari 1955 ini diikuti oleh 51 peserta, baik kolektif maupun individu.

Melalui sayembara tersebut F.Silaban terpilih sebagai peserta terbaik. Namun kala itu ia tak mampu memenuhi persayaratan pembentukan Tugu Monas.

Akhirnya dilakukanlah sayembara ulang dengan susunan juri dan dimulai pada 10 Mei 1960.

Sayembara ulang ini berhasil mengumpulkan 222 peserta dengan 136 karya rancangan. Namun, dari setiap rancangan tersebut masih belum ditemukan karya yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan presiden Soekarno.

Hingga presiden Soekarno menunjuk arsitek Soedarsono dan F. Silaban untuk membuat rancangan Tugu Monas yang akhirnya disetujui pada tahun 1961.

2. Sumber Emas pada puncak Monas

Pada awalnya, puncak tugu Monas memiliki 32 kilogram emas.

Belum ada sumber pasti yang bisa memastikan dari mana asal 32 kilogram emas tersebut karena banyak daerah yang menyumbangkan emas pada saat pembangunan Monas.

Pada tahun 1995, Indonesia merayakan ulang tahun emas yakni 50 tahun kemerdekaan. Pada saat ini ditambahkanlah emas pada puncak monas menjadi 50 kilogram.

Lidah api keemasan pada puncak Monas ini sendiri melambangkan semangat dari perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah untuk merebut kemerdekaan.


sumber : megapolitan.okezone.com

3. Pergantian nama Monas

Pada awalnya nama dari monumen ini bukan Tugu Monas.

Berbagai nama dan julukan pernah di berikan kepada monumen yang berlokasi di depan istana ke presidenan tersebut.

Mulai dari Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, hingga Taman Monas.

Seiring berjalannya waktu masyarakat kini lebih banyak menyebutnya sebagai Monas sebagai bentuk singkatan Monumen Nasional.

4. Penolakan terhadap Monas

Meskipun kini Monas menjadi kebanggaan dari masyarakat Indonesia, ternyata pada awalnya gagasan untuk membangun Monas banyak mendapatkan penolakan khususnya dari kalangan pemuda dan mahasiswa.

Pada saat itu, banyak yang memandang bahwa pembangunan Monas bersama berbagai proyek monumental lainnya tersebut, merupakan pemborosan yang tak diperlukan dikarenakan usia Republik Indonesia kala itu masih sangatlah muda.

nah itu tadi adalah Filosofi dan fakta menarik dari salah satu monumen bersejarah negara kita yaitu Monas. Terlepas dari saat pembangunannya mendapat banyak penolakan tapi Monas tetap menjadi salah satu monumen sejarah yang memiliki banyak kisah dalam pembuatannya.

Terima kasih sudah mau membaca artikel ini semoga informasi yang mas Hen sudah sampaikan kali ini bisa bermanfaat dan juga menambah pengetahuan bagi kalian semua.





Posting Komentar

0 Komentar