Jadi buat para sobat Jagad yang penasaran, sebenernya faktor-faktor apa aja sih yang membuat sebuah game dapat menjadi juara di ajang Gemastik? Yuk, kita simak hasil analisis dari pakar game yang sok tahu ini.
1. Visual
Pernah denger istilah dont judge the book by its cover? Well, ini nggak berlaku buat game di ajang Gemastik. Visual itu adalah nomor 1. Karena bagaimana pun tim dewan juri punya waktu sangat singkat untuk menilai game-game yang kamu ajukan. Jadi mempercantik visual game kamu akan menjadi poin penting dalam penilaian.
Saya mencoba mencari file juara pertama Gemastik tahun 2019, tapi nggak ketemu. Ya sudah, jadi saya tampilkan saja juara ketiganya yang memiliki bentuk visualisasi cukup keren jika dibandingkan dengan para peserta lainnya.
Satu hal yang perlu diingat, visual memang penting. Tapi hanya mengandalkan visual tidak akan cukup untuk bisa memenangkan Gemastik. Salah satu game dengan visual super ciamik yang bahkan tidak tembus ke final adalah game berikut.
2. Tema
Game yang baik (versi Gemastik) adalah game yang dibuat sesuai dengan tema perlombaannya. Yah, namanya juga lomba. Di sini kamu harus bisa membedakan antara membuat game untuk gamer dan membuat game untuk para dewan juri yang berasal dari kalangan dosen dan praktisi industri, yang notabene nggak semua dari mereka adalah gamer kelas berat.
Kalaupun nggak bisa tepat sama dalam membuat game yang sesuai dengan tema, minimal membuat game yang mengandung unsur kebaikan dalam hidup. Salah satu contohnya adalah game yang menjadi juara di Gemastik 11 yang berjudul Traffic Panic.
Misinya tentu saja dengan memainkan game ini, jumlah kecelakaan di Indonesia akan menurun. Tapi kan mana bisa kocak? Well, namanya lomba. Kita iyain aja.
3. Mekanik
Kekuatan game yang menjadi jawara-jawara dalam Gemastik adalah kekuatan mekanik yang lain daripada yang lain. Kalau kamu nggak bisa membuat visualisasi yang keren, maka wajib hukumnya kamu membuat sebuah mekanik yang unik. Salah satu contoh mekanik keren ini pernah ditunjukkan pada jawara Gemastik 10 Plant The Future.
Game ini melakukan kombinasi antara visual yang unyu, puzzle yang rumit dan menantang serta storytelling yang menyentuh. Bayangin aja, apa yang kita tanam hari ini bisa tumbuh menjadi pohon di masa depan. Dan hal ini divisualisasikan dalam puzzle "simpel" bisa lintas waktu. Keren.
4. Genre
Game yang paling banyak digandrungi oleh para gamer kelas kakap dan kelas hiu adalah MOBA, Battle Royale, dan puluhan versi jenis game bunuh-bunuhan lainnya.
Rada toxic emang. Tapi untuk Gemastik cuma game baik yang akan diterima. Dan mayoritas game yang disubmit adalah game puzzle. Karena selain simpel, game ini juga mudah dimainkan oleh para dewan juri yang bahkan mungkin jarang banget main game, kecuali ya pas jadi juri itu.
Salah satu contoh jenis game puzzle yang dimodifikasi sedemikian rupa adalah Castle Sweep. Game ini merupakan runner-up Gemastik 2017.
5. Platform
Memilih platform yang akan dijadikan target dalam submit game di Gemastik emang susah-susah sulit. Tapi kalau disederhanakan, untuk tipe game mobile kecenderungan genrenya adalah puzzle 2D. Sementara untuk game PC kecenderungan adalah game berjenis bebas namun dengan bentuk visualisasi 3D yang keren.
Nggak mesti keren-keren gimana sih, tapi yang penting cukup keren untuk bisa bikin juri terkejut abang terheran-heran terus berkata: "Ini asetnya bikin sendiri?"
Dalam soal pembuatan game, asset itu nggak mesti bikin sendiri. Karena ada banyak asset gratis dan berbayar yang bisa kita gunakan untuk mempercepat proses pengembangan game. Tapi untuk lomba, sebisa mungkin aset-aset krusial seperti karakter bikin sendiri. Sisanya, bolehlah nyolong-nyolong dikit.
6. Teknologi
Fitur teknologi dalam game menjadi satu poin lainnya. Dengan embel-embel perlombaan teknologi informasi dan komunikasi, banyak yang berpikir jika membuat game dengan menggunakan gadget mahal seperti Occulus Rift, atau HTC Vive akan dapat memenangkan perlombaan. Nyatanya sampai saat ini belum ada tim yang bisa tembus final dengan menggusung fitur teknologi seperti itu. Meski demikian, tetap saja teknologi terbaru dan kekinian butuh banget dimasukin ke dalam game sebagai faktor kerenisme.
Salah satu contoh penerapan fitur teknologi yang keren adalah Fabel Quest. Game juara kedua ini menggunakan voice recognition sebagai mekanik dalam game.
7. Dokumentasi
Faktor terakhir penentu kemenangan dalam game adalah dokumentasi. Loh kok dokumentasi? Ya iyalah. Game yang bagus itu sudah jadi jauh sebelum lomba dimulai. Sudah pernah diuji coba ke berbagai user dan melihat reaksinya. Serta sudah direkam dengan baik dan diupload ke youtube sesuai dengan ketentuan lomba. Gimana mau menang kalau gamenya baru mau dibuild H-1 pas lombanya mau mulai kan?
Gimana sobat Jagad? Jadi lebih tahu kan? Buat kamu yang pengin tanya seputar faktor kemenangan game di ajang gemastik atau mau diskusi lebih lanjut seputar pengembangan game silahkan posting di kolom komentar. Sampai ketemu lagi di artikel selanjutnya.
0 Komentar