Ticker

6/recent/ticker-posts

Kata-Kata Dalam Bahasa Indonesia yang Sering Disalah artikan


“Buat apa sih, belajar bahasa Indonesia lagi?  Bahasa Indonesia gampang, ah!”

Jadi anak Indonesia bukan berarti semua penggunaan bahasa Indonesiamu tepat, lho! Tanpa disadari, ada banyak kata yang penggunaannya salah, tapi malah dipakai terus-menerus sehingga dianggap lumrah. Akibatnya, kata yang digunakan terlanjur berubah makna dalam penuturan sehari-hari. Wah parah nih, sesat! Kira-kira kata apa saja ya, yang sering disalahartikan? Yuk kita cek!

1.      Absen

“Tanda tangani absensi gua, dong!”

“Eh, gua mau bolos nanti. Titip absen ya!”Hayo ngaku, siapa yang sering bolos? Selama ini yang kita tahu, absen itu berarti hadir, namun ternyata bermakna sebaliknya. Absen berasal dari bahasa Belanda (absent) yang berarti tidak hadir atau tidak masuk dan absensi berarti ketidakhadiran. Lawan kata dari absensi adalah presensi yang berarti kehadiran. Jadi lain kali kalau berniat bolos, bilangnya “titip presensi” bukan “titip absensi”, ya. Eits, tapi jangan sering-sering, karena bolos itu nggak baik!

2.      Acuh

“Kau acuhkan aku

Kau diamkan aku

Kau tinggalkan akuuu.”

Yang lagi galau karena baru putus jangan baper ya, apalagi yang masih jomblo. Ups, hehehe. Kata acuh sering diartikan sebagai ekpresi cuek, tidak peduli, dan penolakan. Tapi ternyata arti sebenarnya adalah …

*jeng jeng jeng*

Menurut KBBI, acuh berarti peduli atau mengindahkan. Wah, kalau begitu liriknya jadi ambigu. Dipedulikan tapi didiamkan, malah sampai ditinggalkan. Duh, parah nih, orang PHP!

3.      Nyinyir

Mungkin kamu sudah sering mendengar kata nyinyir di media sosial dan beranggapan kalau artinya kurang lebih sama dengan nyindir atau sindir. Padahal, nyinyir sebenarnya berarti mengulang-ulang perintah atau permintaan atau cerewet, nggak ada hubungannya dengan menyindir orang. Yah, salah kaprah lagi!

4.      Jengah

“Gua udah jengah di rumah mulu gara-gara corona.”

Kata jengah sering digunakan untuk menggambarkan perasaan bosan, muak, dan lelah. Jengah biasanya dianggap sebagai sinonim dari kata jenuh. Bener nggak sih, jengah artinya sama dengan jenuh? Nggaaak! Dalam KBBI, jengah berarti malu atau kemalu-maluan. Kamu jengah di rumah mulu, berarti kamu malu karena berada di rumah terus. Jadi aneh ya, artinya.

5.      Wacana

“Besok jadi jalan-jalan, nggak? Jangan cuma jadi wacana doang!”

Dalam percakapan sehari-hari, kata wacana diartikan sebagai rencana yang tidak terwujud atau hanya omong kosong. Tapi ternyata, kata wacana sebenarnya berarti komunikasi verbal atau percakapan, yang biasanya berupa pidato dan diskusi. Beda jauh banget, ya!

 

Nah, itulah beberapa contoh kata dalam bahasa Indonesia yang sering disalahartikan. Katanya “bahasa Indonesia gampang”, tapi kok masih salah, sih? Hihihi. Karena sudah tahu arti sebenarnya, jangan salah kaprah lagi ya! Yuk mulai gunakan kata-katanya dengan tepat supaya nggak menyesatkan orang lain!

Writer

Fadilla Razhya Rahmadhany


Posting Komentar

0 Komentar