Ticker

6/recent/ticker-posts

Pentingnya Berbaik Sangka Terhadap Sesama

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang dalam menjalani kehidupannya pasti bersinggungan dengan manusia lain. Hampir tidak ada satupun manusia yang bisa hidup sendiri. Diap tetap akan membutuhkan manusia lain dalam kehidupannya.

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan sesama. Istilahnya biasa disebut hablumminannas. Salah satu sikap yang diajarkan dalam hubungan dengan sesama ini adalah sikap berbaik sangka atau husnuzan.

Secara bahasa, husnuzan berasal dari dua kata, yaitu khusnu dan zan yang memiliki arti berbaik sangka. Secara istilah, husnuzan bisa kita maknai sebagai berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan Allah yang diberikan kepada manusia.

Sebaliknya, dari husnuzan adalah su’uzan ( berburuk sangka). Sikap inilah yang dilarang dalam Islam. Kita tidak boleh menyangka-nyangka tanpa bukti dan tanpa diselidiki asal usulnya. Karena akibatnya menjadi permusuhan dan keretakan di dalam hubungan persaudaraan. Allah berfirman :

“ wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan oranglain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lai. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha penerima taubat, Maha Penyayang”. ( QS. Al_Hujurat [49] : 12)

Lantas, mengapa kita (umat Islam) harus bersikap husnuzan? Apa sih manfaat dari husnuzan?

Sikap husnuzan akan melahirkan keyakinan bahwa segala kenikmatan dan kebaikan yang diterima manusia berasal dari Allah, sedangkan keburukan yang menimpa manusia disebabkan dosa dan kemaksiatannya.

Tidak seorangpun bisa lari dari takdir yang telah ditetapkan Allah. Tidak ada yang terjadi di alam semesta ini melainkan apa yang Dia kehendaki dan Allah SWT tidak meridhai kekufuran untuk hamba-Nya. Allah SWT telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan untuk memilih dan berikhtiar. Segala perbuatannya terjadi atas pilihan dan kemampuannya yang harus di pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Seorang muslim bersopan santu terhadap saudara, karib-kerabatnya dan kepada orang-orang yang ada hubungan silaturrahmu, seperti bersopan santun terhadap kedua orangtuanya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya, hilangkan perasaan su’uzan.

Perlu kita tekankan bahwa membangun hubungan baik antara manusia satu dengan manusia lainnya dan khususnya muslim satu dengan muslim lainnya adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dengan sebaik-baiknya. Karena di dalam Al-Qur’an Allah SWT, telah menggariskan bahwa setiap mukmin itu bersaudara (QS. Al-Hujurat Ayat 10)

Segala sesuatu dalam bentuk sikap dan sifat yang akan memperkuat dan memantapkan persaudaraan harus dijaga dan dipelihara. Segala bentuk sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Agar hubungan ukhuwah islamiyah itu tetap terjaga dengan baik, salah satu sifat positif yang harus dilakukan adalah husnuzan atau berbaik sangka.

Karena itulah, jika kita mendengar hal-hal yang buruk terhadap saudara sesama muslim sebaiknya kita tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu sebelum mempercayai apalagi meresponnya secara negatif.

Allah SWT, berfirman “ hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujurat Ayat 6)

Hikmah Husnuzan

Sikap husnuzan ini memiliki beberapa hikmah yang bisa diambil. Diantaranya, 

        Pertama, husnuzan melahirkan kesadaran bagi umat manusia bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan aturan dan hukum yang telah ditetapkan dengan pasti oleh Allah SWT, tidak ada sesuatupun yang kebetulan.

Kedua, husnuzan akan mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketetapan Allah SWT.

Ketiga, sikap husnuzan mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak dan memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluk-Nya.

Keempat, husnuzan menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.

Kelima, sikap husnuzan mendatangkan ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini apapun yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.

Demikianlah pembahasan tentang sikap husnuzan. Semoga dari paparan diatas, kita dapat menjadi pribadi yang senantiasa berbaik sangka. Memperkuat keyakinan bahwa bisa jadi apa yang kita sangka buruk, itu sesungguhnya baik dimata Allah. Sebaliknya, bisa jadi apa yang kita anggap baik, ternyata itu buruk dimata Allah. Maka mulailah berbaik sangka kepada sesama. 

Terima kasih

Wallahu Al'am Bishowwab

Sumber:

Roli Abdul Rohman, Menjaga Akidah dan Akhlak

Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Aluran

Teguh Prawiro, Akidah Akhlak, (Jakarta: Yudhistira, 2011)

T. Ibrahim dan Darsono, Membangun Akidah dan Akhlak 2, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009)

Roli Abdul Rohman, Menjaga Akidah dan Akhlak

https://gomuslim.co.id/read/belajar_islam/2019/11/10/15800/-p-em-husnuzan-em-ini-pentingnya-berbaik-sangka-pada-sesama-p-.html


Posting Komentar

0 Komentar